Pagi ini awan panas membumbung hingga 6 kilometer ke arah barat daya.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif meminta warga mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah terkait kawasan rawan bencana. Meski Merapi masih erupsi banyak warga yang nekat pulang memberi makan ternaknya.
Padahal kawasan rawan bencana telah ditetapkan hingga radius 20 kilometer dari puncak Merapi. Artinya, kawasan itu harus disterilkan.
Sejak dini hari tadi, pukul 02.30 WIB, Minggu 7 November 2010, intensitas erupsi Merapi kembali meningkat. Gemuruh kembali terdengar dari perut Merapi, bahkan hingga kawasan yang jaraknya sekitar 26 kilometer dari gunung itu. Sampai pukul 06.30 WIB, suara gemuruh belum berhenti.
Ketua BNPB Syamsul Maarif pukul 07.00 WIB langsung mendatangi kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) di Yogyakarta untuk mendata informasi tentang Merapi.
"Erupsi, letusan dan awan panas tadi terjadi lagi pukul 02.30 WIB," kata Maarif kepaad VIVAnews di kantor BPPTK, Yogyakarta, Minggu 7 November 2010.
"Untuk warga yang kembali pulang ke rumah dengan maksud memberi makan ternak, saya imbau agar mematuhi aturan," katanya. Ia juga akan meminta aparat TNI/Polri semakin memperketat gerak warga yang masih nekat ini. Subuh tadi sejumlah warga nekat kembali ke rumahnya di kawasan Turgo dan Pakem. Namun mereka berbalik arah lagi begitu mendengar suara gemuruh.
Sementara itu Ketua BPPTK Subandriyo di tempat yang sama mengakui erupsi yang terjadi dini hari tadi cukup besar. "Tapi eksplosif awalnya belum bisa dilihat secara visual," kata dia.
Dari kontak dengan petugas lapangan, kata dia, awan panas membumbung hingga 6 kilometer ke arah barat daya akibat letusan itu.
Laporan: Erick Tanjung | Yogyakarta
• VIVAnews