Kecelakaan Di (Gwk) Garuda Wisnu Kecana. Kecelakaan maut terjadi di Jalan Uluwatu, dekat Garuda Wisnu Kecana (GWK), Rabu (13/10) siang kemarin. Sebuah dum truck pengangkut batu kapur gagal dikendalikan oleh sopirnya, sehingga menabrak dua mobil, 14 sepeda motor dan 9 ruko. Selain itu, tercatat enam orang tewas di tempat, belasan luka-luka.
Belum diketahui identitas sopir truk DK 8949 BY itu. Ada dua versi berkembang di lapangan. Pertama, saat truk tersebut nyelonong dengan kecepatan tinggi, sopir loncat dari truk. Versi kedua, sopir truk tewas di TKP.
Informasi di TKP, truk sarat muatan batu kapur itu melaju dari arah selatan menuju arah Denpasar. Di kilometer 19, tepatnya di dekat Garuda Wisnu Kencana (GWK), tiba-tiba truk nyelonong dengan kecepatan tinggi. Diduga remnya blong sehingga sang sopir tidak bisa mengendalikan truknya. Truk itu pun berjalan melawan arus dan menabrak semua yang ada di depannya.
Saksi mata Putu Sudiandana (26) menuturkan, truk yang melaju dengan kecepatan tinggi langsung menabrak dua pengendara motor. Selanjutnya, sembilan ruko yang ada di timur jalan juga diterjang. Tak pelak, ruko dan warung hancur. Bahkan, beberapa warga yang ada di sana juga mengalami luka-luka.
Truk baru berhenti ketika manabrak tiang listrik. Tiang listrik yang berukuran besar tersebut langsung patah.
Begitu truk berhenti, warga di sekitar langsung melakukan pertolongan. Suasana di TKP begitu mencekam. Selain beberapa motor ringsek, ruko dan warung hancur, sejumlah warga yang tertabrak tergeletak di tengah dan di pinggir jalan. Bahkan, darah berceceran di mana-mana. Satu per satu korban yang masih hidup ataupun yang meninggal diangkut dan dilarikan ke sejumlah rumah sakit.
Pantauan Bali Post di TKP, sedikitnya ada sembilan ruko dan warung yang hancur, 14 motor ringsek, dua mobil parkir masing-masing pengangkut es DK 9448 AN (kernetnya dinyatakan tewas) dan mobil Carry DK 9609 AQ dalam keadaan kosong. Akibat kecelakaan ini jalur Jalan Uluwatu lumpuh total. Kemacetan lalu tintas berlangsung hingga empat jam lebih.
Kasat Lantas Poltabes Denpasar AKP Bima Arya Viyasa mengatakan, tercatat ada enam korban tewas. Mereka masing-masing bernama Kandar, Citra, Agus Suandi, Viran, Ali Mastur dan satu lagi belum diketahui identitasnya. Sementara tiga orang mengalami luka berat dan belasan luka ringan.
Soal penyebab kecelakaan, dugaan sementara, truk mengalami rem blong. Ia juga belum mengetahui identitas sopir truk. ”Sopirnya kami masih cari. Sebab, di rumah sakit terdapat mayat yang statusnya Mr. X. Tunggu saja hasil penyelidikannya,” ungkapnya. (kmb21)
Bingung Mencari Suami
INFORMASI telah terjadi kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Uluwatu, membuat sejumlah warga panik. Sebab, beragam informasi mengalir tanpa jelas sumbernya. Beberapa orang yang keluarganya mengalami kecelakaan nampak kebingungan mencari di IRD RS Sanglah. Salah satunya Luh Suarmini. Ia mencari suaminya yang bernama Wiranatha.
”Suami saya kernet truk pembawa es yang ditabrak truk tronton itu,” ujar Suarmini yang tinggal di Ubung ini. Setelah dicari-cari, tidak ada nama korban bernama Wiranatha yang masuk IRD RS Sanglah.
Keluarga Lalu Andar juga sempat bingung mencari keberadaannya. Setelah diperlihatkan foto jenazah yang dibawa ke kamar jenazah, baru pihak keluarga mengenali. ”Benar dia adik saya. Dia saat kejadian sedang jualan es kelapa muda. Dari informasi, Andar beserta rombong dagangannya terseret truk,” tutur sang kakak di IRD RS Sanglah, kemarin.
Sementara korban meninggal Ida Ayu Citra, menurut keterangan keluarganya, baru saja keluar kerja dan hendak pulang ke rumahnya di Pecatu. Hingga kemarin korban yang masih dalam perawatan adalah Ramadhika, siswa SMA, yang saat kejadian naas itu baru pulang dari sekolah.
Korban pertama datang sekitar pukul 14.15 wita yang rujukan dari Jimbaran Klinik. Mereka itu Ali Mastur (48), warga asal Jembrana, dan Mr. X. Mereka langsung dilarikan IRD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Tak lama berselang mobil pick-up datang mengangkut dua korban dengan identitas Agus Wandi (28), warga Jalan Puri Gading, dan Lalu Andar (25). Keduanya dinyatakan meninggal oleh dokter sehingga langsung dibawa ke kamar jenazah. Setelah itu korban kelima datang bernama I.A. Citra (19) yang berprofesi sebagai cady, kemudian menyusul Ramadhika (15), warga Pecatu yang masih duduk dibangku SMA, dan terakhir korban meninggal tanpa identitas kiriman dari RS Kasih Ibu Kedonganan.
Dari tujuh korban yang dibawa ke RS Sanglah, enam di antaranya meninggal dunia. Dua orang masing-masing Agus dan Andar meninggal dalam perjalanan menuju RS Sanglah, sementara tiga orang lagi yaitu I.A. Citra, Ali Mastur dan Mr. X meninggal setelah sempat mendapatkan pertolongan di IRD dan satu korban meninggal dikirim dari RS Kasih Ibu Kedonganan dengan status Mr. X.
Menurut Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RS Sanglah dr. AAN Jaya Kusuma, Sp.OG.(K), para korban yang datang ke RS Sanglah rata-rata mengalami multitrauma, baik patah tulang di kaki, tangan, dada sampai kepala. Luka-luka tersebut menunjukkan korban mengalami benturan yang sangat keras. balipost.co.id